Revegetasi Adalah Upaya Menjaga Lingkungan Pasca Tambang, Begini Penjelasannya

Jan 5, 2022

Revegetasi merupakan salah satu upaya menjaga lingkungan tambang.

Revegetasi tambang merupakan salah satu upaya penting dalam menjaga dampak lanjutan dari pertambangan. Namun, prosesnya juga tidak mudah karena dalam revegetasi, pemilihan tanaman menjadi salah satu faktor penting. Pemilihan tanaman akan berdampak pada ekosistem yang akan terbangun.

Baca Juga:Begini Alasan Reboisasi Hutan Perlu Dilakukan Ketika Umur Tambang Habis

Beberapa Faktor Pendukung Revegetasi Tambang

1.         Penataan Landskap

Dalam proses ini, biaya terbesar adalah untuk melakukan penataan lanskap karena penataan lanskap membutuhkan overburden (lapisan tanah penutup) dalam jumlah besar. Kemudian, overburden perlu dipindahkan hingga lanskap telah cocok untuk reklamasi (penutupan tanah dalam jumlah besar).

2.       Aspek kesuburan tanah atau medium

Aspek kesuburan tanaman pada dasarnya bisa dikategorikan menjadi 3, mulai dari kesuburan kimia, fisik, serta biologi. Ketiga kategori ini harus seimbang supaya revegetasi tambang bisa menciptakan ekosistem baru.

3.       Pemilihan tanaman

Hanya tanaman tertentu yang dapat ditanam dalam proses reklamasi. Pemilihan tumbuhan pada dasarnya bisa menyesuaikan lokasi pertambangan. Ada juga beberapa tahapan lanjutan pada proses ini. Aktivitas pasca tambang harus memperhatikan lanskap, cover crop (tanaman penutup tanah), fast growing (tanaman yang cepat tumbuh), serta indigenous species (spesies asli yang telah berada di lokasi tersebut sebelum pertambangan). Tahapan inilah yang akan membuat ekosistem dapat terwujud.

Pemilihan Tanaman untuk Revegetasi Tambang

1.       Cover crop (tumbuhan penutup tanah)

Cover crop ditempatkan pada urutan pertama karena memiliki peran sangat penting dalam proses lanjutan reklamasi. Beberapa manfaat diantaranya adalah dapat menahan laju air saat terjadi hujan sehingga tidak menimbulkan kubangan. Tumbuhan jenis cover crop memiliki beberapa tipe seperti tipe menjalar, pelindung perdu, hingga rumput-rumputan. Namun, pemilihan cover crop juga harus memperhatikan kondisi iklim dari wilayah tersebut untuk bisa tumbuh.

2.       Fast growing plant (tumbuhan yang tumbuh cepat)

Pada urutan kedua ada tumbuhan fast growing atau tumbuhan yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat. Karakteristik dari fast growing plant adalah mampu memecah angin, melindungi tebing, hingga mengurangi intensitas suhu. Umumnya, fast growing plant merujuk pada tumbuhan yang tidak mudah gugur saat musim kemarau hingga mampu tumbuh pada kondisi kurang subur. Beberapa diantaranya adalah akasia, lamtoro, sengon laut, hingga turi.

3.       Indigenous species (tumbuhan jenis lokal)

Pada dasarnya, tumbuhan alami telah tumbuh di sekitar area pertambangan. Oleh sebab itulah perusahaan tambang bisa melakukan kerjasama dengan warga lokal untuk mengumpulkan bibit dari tumbuhan lokal. Namun, tanaman lokal umumnya akan kesulitan tumbuh jika ditanam pada lokasi terbuka. Oleh sebab itulah pemantauan pada fast growing plant harus dilakukan sehingga indigenous species bisa ditanam secepat mungkin. Proses hingga reklamasi pasca tambang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Artinya, selama proses ini pengawasan juga tidak bisa dilepaskan. Tujuannya adalah supaya reklamasi tidak berhenti di tengah jalan dan menjadi gagal.

Baca Juga:Upaya Menjaga Lingkungan Pertambangan dengan Tanaman Fitoremediasi 

Revegetasi harus menjadi prioritas pasca tambang. Ketidakberhasilan revegetasi hanya akan menimbulkan bencana alam seperti iklim jadi lebih panas. Jadi, revegetasi tambang perlu dilakukan secara kolektif antara perusahaan dengan masyarakat lokal.  Jika Anda tertarik dengan informasi-informasi mengenai emas atau pertambangan emas, Anda bisa membaca artikel-artikel dari PT. Agincourt Resource di sini.

READ MORE

Related Posts